Cinta Monyetku
Kisah Dari : Sigit Wisnu Saputro
Aku sering
bertanya-tanya apa itu cinta ?
kenapa cinta itu ada ? dan dari mana datangnya cinta?. Apakah cinta punya kaki,
karena orang bilang cinta bisa berjalan dari hati ke hati. Aku hanya sebutir
padi jika di tanya tentang cinta, hahahaha lebay ya…., tapi itu kenyataan.
Mungkin jika aku di Tanya tentang cinta? Aku pasti akan teringat masa kecilku.
Dimana aku pernah mempunyai perasaan yang sedikit aneh kepada seorang cewek.
Kejadian ini
terjadi sekitar 9 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih duduk di bangku Sekolah
Dasar. Sekitar jam 5 sore, aku di ajak ayahku untuk pergi kerumah nenek. Bukan
hanya aku dan ayahku saja yang pergi, tetapi Ibu dan kakakku pun ikut pergi.
Walau kami hanya naik sepeda, tapi itu sangat mengasyikkan. Kami bisa bersepeda
bareng, dan sesekali kali kami bercanda di perjalanan. Pokoknya asyik deh masa
itu, masa yang tak bisa ku rasakan lagi. Sebuah keluarga harmonis, mungkin itu
sebutan yang cocok untuk keluargaku di saat itu.
Matahari
sudah mulai meredup, dan serangga-serangga
mulai berbunyian. Seolah-olah memberi pertanda bahwa rumah nenek sudah
dekat. Ternyata benar, akhirnya kami sampai di rumah nenek. Kami di sambut oleh
nenekku yang telah menunggu kami di depan rumah. Tak jauh dari rumah nenek
terdengar suara alunan musik. Ternyata itu dari sebuah rumah orang yang akan
menikah.
Di
tengah-tengah keramaian itu, terdengar suara yang tidak asing lagi memanggilku.
Siapa lagi kalo bukan Jun taman
baruku, ”Git, ayo kesini !!!”
panggilnya. Aku dengan sigap berlari kearahnya “iya….tunggu di sana ya”
jawabku. “Di sini ada apa Jun
?”tanyaku penasaran, “seperti yang kamu lihat ada orang mantu” jawabnya. Jun tersenyum kepadaku dan berkata,
“kamu haus git, aku ambilin minum
ya???”. Tanpa mendengar aku bilang mau atau tidak, ia sudah langsung aja lari
mengambilkan aku minum.
Dan ia
datang dengan membawa sebotol FANTA
dan di berikan kepadaku. Dari arah rumah Jun,
terdengar suara cewek yang memanggil Jun.
“Jun,,,Jun, ayo pulang”
kira-kira begitu suaranya. Cewek itu pun menghampiri kami dan langsung menarik
tangan Jun, “ayo pulang sudah di
panggil ibu !!!”. Jun sangat kesal
“gak mau ah, pulang aja sendiri “ bantahnya. “Ini siapa Jun,??” tanyaku kepada Jun dengan
sedikit penasaran. “Ini kakakku”jawabnya, “ohh, namaku Sigit nama kamu siapa?”tanyaku sambil ku julurkan tanganku kepada
kakaknya Jun. “Namaku Tri, udah Jun ayo pulang” jawabnya sambil menarik tangan Jun. Lagi-lagi Jun membantahnya
“gak mau”,”udahlah Jun pulang, nanti
kesini lagi aku tungguin dah” nasehatku. Akhirnya Jun pun mau di ajak pulang “baiklah, kamu tunggu di sini ya Git”. “Ok, siip” jawabku sambil
kutunjukkan jempolku.
Mereka mulai
menjauh dan anehnya, kakaknya Jun sering
menoleh kebelakang dan tersenyum kepadaku. “Masa bodohlah, mending aku minum FANTA” pikirku. Belum lama aku minum,
terdengar lagi suara cewek tetapi kali ini agak kasar, “hey, apa yang kamu
lakukan” teriakkan cewek itu. Aku cuek aja, karena aku fikir yang di maksut
bukan aku. Ternyata aku salah, cewek itu mendekat dan memukul punggungku sampai
aku tersedak. “Kamu budek ya, sini kembalikan botolnya!!!” bentak cewek itu.
Aku langsung menyedot Fanta itu
sampai habis dan ku berikan pada cewek itu “nih botolnya”. Malihat botolnya
sudah kosong, cewek itu marah “kenapa kamu habiskan, kamu ini….”. aku langsung
memotong pembicaraan dengan agak kasar “terserah aku, botolnya aja diem kenapa
kamu sewot” bantahku.
Kemudian aku
berjalan menjauh dari cewek itu. Setelah agak jauh, aku menengok ke belakang
dan terlihat cewek itu berlari mengejarku. Kemudian aku lari dan kami pun
kejar-kejaran layaknya Tom & Jerry.
“Ini cewek atau cowok ya, kok tidak capek juga” pikirku. Rasa saling benci
tidak terelakkan saat itu, dan setelah lama saling kejar akhirnya aku berhasil
lolos. Aku ngumpet di belakang tumpukkan batu bata yang tidak jauh dari tempat
itu. “Huuhh, lega….lega” pikirku.
Dari
kejauhan, terlihat Jun dan temannya
berjalan kearah rumah orang mantu tadi. Dengan berbisik-bisik aku memanggil Jun”Jun..Jun, ayo kesini” bisikku memanggilnya. Jun mendengar panggilanku, dan segera menghampiriku “kenapa kamu di
sini Git” Tanya Jun. Dengan nafas yang berdegup kencang, aku menjawab “aku tadi di
kejar cewek gila”. “cewek gila, siapa?” Tanya Jun, “mana aku tahu” jawabku. “kamu kelihatan haus, aku ambilin
minum ya” kata yang terucap dari mulut temannya Jun.
Seperti
halnya Jun, ia juga langsung berlari
mengambilkan aku minum tanpa aku bilang mau ataupun tidak. Ia pun datang sambil
membawakan kami minum “nih minum”. Karena aku kehausan ya kuterima aja “makasih
ya”,”kita duduk di situ yuk” ajakan teman Jun
itu. “Tapi….”belum selesai aku bicara, Jun
malah menarik tanganku”udah ayoook”. “Oh iya, nama kamu siapa, aku Sigit” tanyaku kepada temannya Jun. “Namaku Denis, hehehehe” jawabnya sambil tersenyum. Dan kami pun duduk
bertiga sambil minum FANTA.
“uh….segarnya” pikir kami.
Tiba-tiba
datang cewek gila itu lagi dan kali ini cewek itu bersama dengan
teman-temannya. “Hey,,,udah di bilangin jangan ambil FANTA kok malah ambil lagi” teriak cewek itu. Denis langsung aja berdiri dan mengejek cewek tadi “mau….beli dong”
ejeknya. Cewek itu terlihat marah, dan langsung berlari kearah kami.
Tiba-tiba….!!!!, cewek itu tersandung batu dan terjatuh. Bajunya kotor di
penuhi debu, di tambah dengan teman-temannya yang mentertawakan dia, sehingga
membuatnya menangis. Awalnya Jun &
Denis juga ketawa, tapi aku menyuruh mereka untuk diam.
Aku
melangkah mendekati cewek itu, dan kujulurkan tanganku untuk membantunya berdiri. “Kamu tidak apa-apa”
tanyaku sambil membantunya berdiri. Entah kenapa, saat itu jantungku berdetak
kencang ketika aku menatap matanya. Aku usap air matanya dan ku bersihkan
bajunya yang telah di penuhi debu. Cewek itu terus menangis karena
teman-temannya terus mengejeknya. “Wooy” bentakku”kalian ini teman seperti apa,
lihat temannya terjatuh bukannya di tolongin malah di ketawain, pergi san”.
Mereka pun berhenti tertawa dan pergi menjauh dari kami “jangan nangis, ayo
kita duduk” kataku menenangkannya. Kemudian aku menggandeng tangannya dan
mengajaknya untuk duduk bersama Jun
& Denis.
Kemudian aku
menjulurkan botol FANTA yang aku
minum tadi kepada cewek itu “nih aku balikin, maafin aku ya”. “Kamu gak salah
kok, di minum aja lagi”jawabnya. Waktu itu aku sadar, di balik sifat kasarnya
ternyata dia bisa bicara lembut juga. Dan aku pun sadar jika cewek itu sangat
cantik, dan mungkin aku jatuh cinta kepadanya. “Makasih ya, eh ngomong-ngomong
nama kamu siapa?” tanyaku penasaran. Dan ia pun menjawab “panggil saja aku Nana, nama kumu siapa?” kemudian ia
berbalik tanya. “Namaku Sigit,
hehehehe” jawabku dan akhirnya kami berkenalan.
Tak lama
kemudian, Tri datang dan bergabung
bersama kami “kamu kenapa Na, kok
nangis” Tanya Tri kepada Nana. “Tadi aku terjatuh, untung ada Sigit yang nolongin aku” jawabnya.
“Ohh, kalian sudah saling kenal” kata Tri
dengan tersenyum. Malam itu kami ngobrol bareng, bercanda bareng asyik dah
pokoknya dan kami pun menjadi sahabat. Dan malam itu juga,,,, aku bertemu
dengan bidadari hatiku yang tak bisa ku lupakan sampai aku sampai di rumah.
Cewek itu tinggi, berkulit sawo matang, dan berhidung pesek. Tapi hidungnya itu
yang selalu mengingatkan aku kepada Nana.
“Aku pernah berkata kepada diriku
sendiri, jika Nana yang akan menjadi
pendamping hidupku di masa depan”
“I
LOVE YOU BIDADARI PESEKKU”
Posting Komentar