Latest Movie :

Pokerfest

Blue Fire Pointer

Find us on facebook

Translate

Selamat Tinggal Mak Mi

Selamat Tinggal Mak Mi
Kisah Dari : Sigit Wisnu Saputro



            Aku terlahir dengan memiliki 4 orang tua, yaitu 2 orang ayah dan 2 orang ibu. Mungkin itu sangat aneh yaa, tapi itulah kenyataannya. Sejak bayi aku di asuh oleh orang lain yang sekarang telah menjadi orang tua angkatku. Kedua orang tua angkatku sudah menganggapku seperti anak mereka sendiri. Bahkan mereka lebih menyayangiku dari pada anak mereka sendiri. Ibu angkatku kupanggil Mak Mi dan ayah angkatku ku panggil Pak Adi. Mereka memiliki tiga orang anak.
            Meski mereka lebih menyayangiku, tapi ketiga anak mereka tidak sedikitpun cemburu kepadaku. Bahkan mereka sudah menganggapku seperti adik mereka sendiri. Anak sulung Mak Mi biasa kupanggil  Mbak Sri, dan kedua adik laki-lakinya kupanggil Mas Hardi dan Mas Bambang. Kami sudah selayaknya saudara kandung yang saling menyayangi dan melindungi. Sungguh sempurna hidupku di masa itu.
            Tapi semua berubah seketika, ketika Mak Mi mengalami sakit keras yang tak kunjung sembuh. Mak Mi hanya bisa terbaring di atas tempat tidurnya. Aku sering menjenguknya dan sesekali aku memijat kakinya. Derai senyum selalu terpancar di wajah Mak Mi saat kedatanganku. Meski aku tahu, senyum Mak Mi itu palsu karena terlihat jelas di wajahnya bahwa beliau menahan sakit dan berusaha tegar di hadapanku. Karena Mak Mi tak kunjung sembuh, membuatku jadi bosan. Dan aku menjadi jarang menjenguk Mak Mi lagi.
            Sampai akhirnya aku menyesali semua perbuatanku itu. Di waktu matahari masih mengintip untuk muncul, dan aku masih tertidur. Dan tiba-tiba terdengar suara ayahku yang mencoba membangunkanku. Aku sangat kaget, dan lebih kagetnya lagi saat ayahku memberitahukan jika Mak Mi telah meninggal. Tanpa pikir panjang, aku langsung bangkit dari tempat tidur dan berlari ke rumah Mak Mi.
            Di sana, aku melihat Mak Mi yang terbaring kaku di atas tempat tidur. Air mata mengalir tetes demi tetes dari kelopak mataku.  Rasa marah, kesal, dan kecewa bercampur menjadi satu karena orang yang aku sayangi telah pergi dan tak akan kembali. Aku menangis tanpa henti di depan jenazah Mak Mi yang sudah kaku. Seharian aku tak mau jauh dari Mak Mi, bahkan aku tak berangkat sekolah karenanya. Aku tak mau makan, dan tak mandi. Jiwaku begitu terpukul, dan meratapi semua ini hingga berlarut-larut.
            Aku ikut serta dalam penguburan Mak Mi, walau masih dalam keadaan menangis. Mungkin ini adalah kehendak dari Allah, yang menginginkanku untuk lebih dewasa. Mak Mi memang sudah pergi, tapi Mak Mi akan tetap ada di dalam jiwaku. Aku tak akan melupakan semua jasa-jasa Mak Mi, dan semoga Mak Mi tenang di alam sana.

“selamat tinggal Mak Mi, semoga kau bahagia di surga”
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kenanganku di SMA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger
- See more at: http://tutorialseo-blog.blogspot.com/2012/03/cara-membuat-halaman-123-page-number.html#sthash.MSFpTj1q.dpuf